Profil Desa Paras
Ketahui informasi secara rinci Desa Paras mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil lengkap Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Boyolali, sebuah desa wisata berbudaya di lereng Merapi. Temukan potensi agrowisata, peninggalan sejarah Pesanggrahan Pracimoharjo, serta data wilayah, penduduk, dan perekonomian terkini yang menopang
-
Pusat Wisata Sejarah dan Budaya
Desa Paras menjadi rumah bagi Pesanggrahan Pracimoharjo, sebuah situs bersejarah peninggalan Kasunanan Surakarta yang menjadi daya tarik utama pariwisata di lereng Merapi.
-
Potensi Agrikultur Lereng Gunung
Berada di ketinggian yang subur, Desa Paras memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, khususnya sayur-mayur dan peternakan sapi perah, yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
-
Gerbang Menuju Kawasan Wisata Merapi-Merbabu
Lokasi strategisnya di Kecamatan Cepogo menjadikan Desa Paras sebagai salah-tiga titik akses penting menuju destinasi populer lain seperti Selo, menawarkan panorama alam yang memukau.
Desa Paras, sebuah wilayah administratif di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini semakin menunjukkan potensinya sebagai destinasi yang memadukan kekayaan sejarah dengan kekuatan sektor agrikultur. Terletak di lereng Gunung Merapi, desa ini tidak hanya menawarkan panorama alam yang asri, namun juga menyimpan jejak historis peninggalan Kasunanan Surakarta yang menjadi daya tarik utamanya. Dengan visi pengembangan sebagai desa wisata berbudaya, pemerintah desa bersama masyarakat terus berupaya mengoptimalkan setiap sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperkenalkan Paras ke khalayak yang lebih luas.Kawasan ini merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Cepogo dan memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata terpadu di koridor Solo-Selo-Borobudur (SSB). Lokasinya yang strategis, didukung oleh tanah yang subur dan warisan budaya yang kuat, menjadikan Desa Paras sebagai subjek yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam, baik dari sisi potensi ekonomi maupun sosial budayanya. Pengembangan yang terencana diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kemajuan desa secara berkelanjutan.
Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
Secara geografis, Desa Paras berlokasi di lereng timur Gunung Merapi, memberikannya kontur tanah yang subur dan topografi yang bervariasi. Kantor kepala desa berlokasi di Jalan Ismoyo, Dukuh Krajan Lor, RT 05, RW 02, Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data pemerintah desa, luas wilayah Desa Paras mencakup 55,42 hektar. Wilayah ini sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan permukiman penduduk.Batas-batas administratif Desa Paras secara jelas memisahkannya dengan desa-desa tetangga. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Mliwis. Sebelah timur dan selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Sumbung. Sementara itu, di sisi barat, Desa Paras berbatasan dengan Desa Jelok. Lokasi ini menempatkan Desa Paras di jalur yang cukup strategis dalam konektivitas antar-desa di Kecamatan Cepogo, yang terkenal sebagai sentra agrikultur dan wisata alam.Secara kependudukan, menurut data terakhir yang dirilis, jumlah penduduk Desa Paras tercatat sebanyak 1.103 jiwa yang tergabung dalam 375 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.990 jiwa per kilometer persegi. Struktur administrasi pemerintahan desa terbagi atas 2 dusun, 2 Rukun Warga (RW) dan 6 Rukun Tetangga (RT), yang mencakup beberapa dukuh seperti Karanganyar, Krajan Kidul, Krajan Lor, Krapyak, Pandanrejo, Paras Kulon, dan Paras Wetan.
Sejarah dan Warisan Budaya: Pesanggrahan Pracimoharjo
Daya tarik utama sekaligus ikon dari Desa Paras ialah Pesanggrahan Pracimoharjo. Bangunan bersejarah ini merupakan sebuah rumah peristirahatan yang didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta. Pesanggrahan ini menjadi bukti sahih adanya hubungan historis yang erat antara wilayah Cepogo dengan pusat kekuasaan Mataram Islam di masa lampau. Keberadaannya tidak hanya bernilai arsitektural, tetapi juga menjadi pusat dari narasi sejarah dan budaya masyarakat setempat.Pesanggrahan Pracimoharjo hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Boyolali. Nilai historisnya yang tinggi menarik minat wisatawan, sejarawan, dan budayawan untuk berkunjung. Pemerintah Desa Paras, dalam visinya, berkomitmen untuk "Mewujudkan Desa Paras Desa Wisata Berbudaya," yang menempatkan pelestarian dan pengembangan kawasan pesanggrahan ini sebagai prioritas utama. Upaya ini dilakukan untuk memastikan warisan tersebut tetap terjaga dan dapat memberikan manfaat edukatif serta ekonomi bagi generasi sekarang dan mendatang.Menurut Endarto Trihatmoko, seorang perangkat desa, terdapat rencana strategis untuk kembali menghidupkan aktivitas ekonomi di sekitar pesanggrahan. "Di depan Pesanggrahan Pracimoharjo dahulunya merupakan pasar tradisional yang ramai. Kami berencana untuk menghidupkan kembali pasar tersebut untuk membangkitkan perekonomian lokal," ujarnya dalam sebuah kesempatan. Rencana ini menunjukkan adanya kesadaran untuk mengintegrasikan potensi sejarah dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara langsung.
Perekonomian Desa Berbasis Agrikultur dan Pariwisata
Tulang punggung perekonomian masyarakat Desa Paras bertumpu pada sektor pertanian dan peternakan. Kondisi alam yang sejuk dengan tanah vulkanik yang subur sangat ideal untuk budidaya berbagai komoditas sayur-mayur. Hasil pertanian dari desa ini turut memasok kebutuhan pasar-pasar besar di sekitarnya, termasuk Pasar Cepogo yang dikenal sebagai salah satu pasar sayur terbesar di Jawa Tengah. Komoditas seperti sawi, selada, cabai, dan daun bawang menjadi andalan para petani setempat.Selain pertanian, sektor peternakan, khususnya sapi perah, juga berkembang cukup baik. Beberapa warga mengelola peternakan sapi yang menghasilkan susu segar. Salah satu inisiatif usaha yang mulai dikenal ialah "Paras Milk", yang mencoba mengolah hasil susu menjadi produk bernilai tambah sekaligus menjadi daya tarik wisata edukasi. Keberadaan usaha ini sejalan dengan tren agrowisata yang sedang berkembang di kawasan lereng Merapi dan Merbabu.Pemerintah desa secara aktif mendorong diversifikasi ekonomi melalui pengembangan pariwisata. Selain mengandalkan Pesanggrahan Pracimoharjo, Desa Paras juga diuntungkan oleh lokasinya yang menjadi bagian dari lanskap pariwisata Cepogo yang lebih luas, seperti kedekatannya dengan Cepogo Cheese Park dan jalur menuju kawasan wisata Selo. Visi desa untuk mengembangkan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan menjadi landasan bagi setiap program pembangunan yang dijalankan, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi berbasis online untuk promosi dan pelayanan.
Visi dan Arah Pembangunan Masa Depan
Pemerintah Desa Paras telah menetapkan visi yang jelas untuk masa depan, yaitu "Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik Guna Mewujudkan Desa Paras Bersatu, Maju, Sejahtera, Bermartabat dan Desa Paras Desa Wisata Berbudaya." Visi ini diterjemahkan ke dalam beberapa misi utama, di antaranya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan pembangunan dan menciptakan pemerintahan yang modern dengan memaksimalkan teknologi informasi.Fokus pada pengembangan pariwisata menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pembangunan desa. Upaya ini tidak hanya berhenti pada pelestarian situs sejarah, tetapi juga mencakup pengembangan atraksi baru yang berbasis pada potensi alam dan agrikultur. Dengan demikian, Desa Paras diharapkan tidak hanya menjadi tujuan wisata sejarah, tetapi juga destinasi agrowisata yang menawarkan pengalaman otentik kehidupan masyarakat lereng Merapi.Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, Desa Paras berpotensi besar untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri dan berdaya saing. Penguatan sektor ekonomi lokal yang didukung oleh promosi pariwisata yang efektif akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi desa, menjadikan Paras sebagai salah satu permata di kaki Gunung Merapi yang layak untuk dikunjungi dan dikembangkan lebih lanjut.
